Kerajinan agel berbahan serat alam di Sentolo
23 Desember 2018 Berita
Proses pembuatan kerajinan dari serat agel Sentolo melibatkan banyak proses yaitu pemasokan agel dalam hal ini dari petani daerah setempat dan daerah Banyuwangi Jawa Timur, pemisahan serat dan lidinya, pemilinan serat menjadi tali tampar, pewarnaan, penganyaman, pemasangan asesoris, pengemasan dan pemasaran. Seluruh proses tersebut masih dilakukan secara manual. Pada saat ini para pengrajin lebih memilih membeli bahan baku yaitu tampar serat agel dari luar daerah, hal ini dikarenakan pilinan tampar serat agel yang mereka lakukan sebelumnya hanya secara manual sehingga kualitas pilinannya kurang bagus dan memerlukan waktu yang sangat lama, sedangkan dengan membeli kualitasnya jauh lebih bagus. Namun konsekuensinya mereka harus mengeluarkan biaya yang jauh lebih besar juga. Mitra sangat mengharapkan dapat memiliki mesin pemilin sendiri, sehingga dapat mengatasi permasalahan yang berhubungan dengan bahan baku pilinan tampar serat agel.
Para pengrajin belum memiliki pengetahuan tentang cara pewarnaan yang aman baik bagi diri dan lingkungannya. Saat ini mereka masih menggunakan pewarna kimia yang berbahaya. Terlebih lagi mereka juga belum memiliki pengetahuan tentang komposisi campuran pewarna yang semestinya, serta cara penanganan dan instalasi limbah yang aman. Mereka hanya melakukan penimbunan dengan membuat kubangan disamping rumah sebagai tempat pembuangan limbah yang berupa plastik dan sisa pewarna kimiawi, padahal limbah tersebut merupakan limbah yang tidak dapat diurai. Oleh karena itu pelu adanya bimbingan untuk memberikan pengetahuan tentang pewarnaan dan pengolahan limbah yang aman.
Proses manajemen yang dilakukan oleh mitra masih sangat sederhana. Mitra belum melakukan pembukuan yang rutin sehingga pencatatan cash flow belum dimiliki. Oleh karena itu diperlukan pembenahan sistem administrasi. Permodalan yang digunakan oleh para pengrajin menggunakan modal pribadi dan belum pernah mendapatkan pinjaman dari manapun.
Pemasaran yang dilakukan oleh mitra pada awalnya (tahun 1992) dilakukan dengan menitipkan kepada pedagang di sekitar Malioboro dan hotel-hotel di Yogyakarta melalui sistem konsinyasi. Kendala sistem ini adalah diperlukannya modal yang relatif besar. Mulai tahun 1996, para pengrajin telah menjual produknya ke luar daerah seperti Jakarta, Bandung, Bali dan Sumatra, bahkan pernah pula mendapatkan pesanan dari luar negeri yaitu Australia meskipun lewat eksportir. Dalam usaha memasarkan produknya, para pengrajin yang tergabung dalam "Fayaco Handycraft" sering mengikuti pameran yang diselenggarakan oleh pemerintah setempat. Disamping itu banyak juga wisatawan domestik maupun pengepul yang langsung datang ke lokasi mitra. Sebagai penunjang pemasaran produknya, mitra membuat showroom yang masih sederhana dan belum tertata dengan rapi. Oleh karena itu mitra memerlukan sarana pemasaran yang memadahi misalnya pengadaan show room dan katalog produk atau pengembangan pemasaran melalui media internet agar lebih dikenal oleh masyarakat luas.
Keberadaan "Fayaco Handycraft" ini sangat besar manfaatnya bagi para pengrajin yang semuanya adalah masyarakat sekitar desa Salamrejo. "Fayaco Handycraft" telah mampu merangsang para pengrajin untuk bangkit dan terus bersemangat dalam menjalankan usahanya, setelah dihantam krisis global pada tahun 2008. Dari 15 pengrajin yang tergabung, 60%nya adalah kaum perempuan, sehingga keberadaan "Fayaco Handycraft" ini secara tidak langsung telah ikut memberdayakan wanita di desa Salamrejo. Mereka tidak lagi hanya menjadi ibu rumah tangga, namun juga mampu berkarya demi mengangkat perekonomian keluarga. Dalam kelompok ini, para pengrajin dapat memanfaatkan sebagai wadah untuk komunikasi saling bertukar pikiran dan informasi untuk mengatasi berbagai hambatan yang mereka hadapi. Bahkan mereka saling melengkapi bilamana ada pesanan dalam partai besar.
Meskipun hanya dengan kemampuan seadanya mereka terus berusaha untuk dapat selalu berproduksi dan terus menigkatkan kualitas produknya. Pengurus "Fayaco Handycraft" juga terus berusaha membangun hubungan dengan berbagai pihak dalam rangka untuk pemasaran produk kerajinan yang dihasilkan. Selama ini mereka telah berhubungan baik dengan dinas perindustrian, perdagangan dan koperasi Kabupaten Kulon Progo. Namun hubungan tersebut sebatas memberikan informasi kepada pengrajin bilamana ada kegiatan-kegiatan pameran. "Fayaco Handycraft" sangat berharap untuk dapat menjalin hubungan kerjasama dengan pihak perguruan tinggi agar dapat memberikan bantuan baik berupa pelatihan, penerapan teknologi, perbaikan manajemen, sistem pemasaran yang efektif sehingga dapat meningkatkan produktivitas pengrajin anggota "Fayaco Handycraft"